PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) mengalami tren penurunan kinerja operasional selama periode Januari-September 2020. Namun, emiten tersebut masih tertolong oleh harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit yang tengah menanjak.
Hingga kuartal III-2020, UNSP mencatatkan penurunan produksi CPO sebesar 11,4% (yoy) menjadi 81.056 ton. Per kuartal III-2019, produksi CPO perusahaan mencapai 91.507 ton. Tingkat ekstrasi CPO UNSP juga turun dari 20,8% per kuartal III-2019 menjadi 20,7% per kuartal III-2020.
Sejalan dengan itu, volume penjualan CPO UNSP per kuartal III-2020 mencapai 80.753 ton atau turun 14,3% (yoy) dibandingkan volume penjualan CPO perusahaan sebesar 94.246 ton per kuartal III-2019.
Direktur Bakrie Sumatera Plantations Andi W. Setianto mengatakan, penurunan produksi CPO terjadi karena beberapa faktor. Mulai dari adanya kegiatan penanaman kembali ( replanting ) di beberapa unit bisnis perusahaan, dampak el nino yang terjadi sejak tahun 2019, perkebunan plasma yang mulai menua, serta pembelian tandan buah segar (TBS) yang selektif dari pihak ketiga.
Beruntung, harga penjualan rata-rata atau average selling price (ASP) CPO UNSP meningkat 20,1% (yoy) dari US$ 465 per ton pada kuartal III-2019 menjadi US$ 559 per ton pada kuartal III-2020.
Dengan demikian, UNSP masih mampu mencatatkan kenaikan penjualan neto sebesar 21,83% (yoy) menjadi Rp 1,73 triliun per kuartal III-2020. Sayangnya, rugi bersih UNSP meningkat 320,09% (yoy) menjadi Rp 782,42 miliar di periode yang sama.
Andi menyebut, kinerja keuangan UNSP masih dalam trek yang positif. Hal ini didukung oleh harga CPO global yang diprediksi masih akan meningkat pada tahun 2021 mendatang.
"Berdasarkan perkiraan beberapa expert , harga CPO masih akan meningkat di semester satu 2021 dan baru cenderung moderat di semester kedua," ungkap dia dalam paparan publik virtual, Rabu (23/12).
Kenaikan harga CPO tersebut didukung oleh peningkatan kebutuhan komoditas tersebut sebagai bahan baku berbagai produk, salah satunya minyak goreng. Ditambah lagi, permintaan CPO juga meningkat seiring adanya program B30 oleh pemerintah Indonesia.
Untuk memaksimalkan potensi tren kenaikan harga CPO di masa mendatang, UNSP akan berupaya meningkatkan produktivitas lahan yang tetap memperhatikan aspek efisiensi biaya pengeluaran.
Selain itu, UNSP juga berencana melakukan restrukturisasi utang menjadi ekuitas yang diharapkan akan berdampak positif terhadap neraca keuangan perusahaan. Meski belum dibeberkan jumlah dalam bentuk angka, restrukturisasi tersebut juga akan membuat biaya bunga UNSP berkurang di masa depan.
"Kami sangat optimis karena sudah ada pembicaraan yang serius dan sudah di tahap final dengan pihak kreditur dan diharapkan pada kuartal I-2020 bisa terwujud," pungkas Andi.
Sumber : KONTAN.CO.ID
0 Response to "Penguatan harga CPO topang penjualan Bakrie Sumatera Plantations (UNSP)"
Posting Komentar