Saat awal dirilis, game Among Us diprediksi akan mati seiring berjalannya waktu. Tapi, siapa sangka, Among Us justru meroket di tengah merebaknya pandemi Corona.
Rasa putus asa itu hadir bila melihat waktu perilisan Among Us pada 2018. Dikutip dari Quartz, Minggu (4/10/2020) ketika itu hanya sekitar 30 pengguna yang memainkan game multiplayer tersebut.
Bahkan, Among Us kala itu sempat diperkirakan akan menemui takdirnya, hilang dari permukaan. Namun, dugaan tersebut meleset. Pandemi Corona membuat orang-orang mencari 'pelarian' dengan memainkan game yang tak biasa, salah satunya Among Us.
Among Us tidak lantas langsung meroket. Pengaruh sejumlah streamer di Twitch turut mempengaruhi ke basis para penggemar mereka untuk memainkan Among Us dan itu berhasil.
Dengan tawaran kemudahan dalam bermain game Among Us dan cara berinteraksi dengan orang-orang di game tersebut, membuat pemain tertarik pada game besutan InnerSloth itu. Alhasil, Among Us pun booming.
InnerSloth mengklaim bahwa Among Us telah di-download lebih dari 100 juta kali. Tercatat, lebih dari 60 juta pengguna memainkan game ini setiap hari. Puncaknya pada akhir pekan lalu, Among Us dimainkan 3,8 juta pemain dalam waktu bersamaan.
Pengembang game Among Us percaya lonjakan popularitas ini terjadi di luar Amerika Serikat (AS). Hal itu dituturkan oleh desainer game Among Us, Marcus Bromander.
Mayoritas yang memainkan Among Us ini menggunakan perangkat Android. Kendati begitu, pemain yang berasal dari perangkat iOS dan PC pun turut melonjak.
Gameplay Among Us punya keistimewaan dan berbeda dengan kebanyakan game lainnya. Para pemain harus bekerja sama dan bisa meyakinkan satu sama lain dalam menjalankan misi.
Dalam permainannya terdapat dua peran yang berbeda, yakni crewmate dan impostor. Pemain crewmate ada dalam posisi yang baik sehingga impostor akan bertindak sebagai pengkhianat dan berusaha menghabisi semua anggota crewmate.
0 Response to "Perjalanan Among Us dari 30 Pengguna"
Posting Komentar